Keluarga adalah sistem sosial
yang unik. Cara masuk ke dalam sistem ini adalah melalui kelahiran,
pengadopsian, pengangkatan, pernikahan. Memutuskan seluruh koneksi kekeluargaan
adalah hal yang mustahil. Anggota keluarga juga biasanya memiliki peran
tertentu. Hubungan antar anggota keluarga merupakan hal yang paling penting dan
tidak tergantikan. Saat ini pendefinisian keluarga secara tradisional mendapat
tantangan. Maraknya orang tua tunggal, perceraian, perpisahan dan pernikahan
kembali membuat struktur tradisional mengalami perkembangan. Namun penelitian
memperlihatkan bahwa siklus hidup sebuah keluarga yang paling menguntungkan
adalah model keluarga tradisional, dan model yang lain dianggap sebagai deviasi
dari norma ini (Carter & McGoldrick, 1999).
Suatu keluarga mungkin merupakan suatu keluarga patriat (patriarchal family), di mana sang ayah dipertimbangkan sebagai anggota yang paling dominan, sedangkan dalam suatu keluarga matriat (matriarchal family), pihak wanita memainkan peran dominan, dan membuat banyak keputusan, sedangkan dalam equalitarian family, sang suami dan istri membagi secara seimbang pengambilan keputusan.
Keluarga memiliki struktur sendiri, seperti juga yang terjadi pada masyarakat, di mana setiap anggota memainkan perannya masing-masing. Bagi pemasar adalah penting untuk membedakan peran setiap anggota keluarga dalam tujuan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran. Asumsi yang dibuat mengenai peran-peran pembelian harus dicek melalui riset konsumen sehingga pemasar dapat membuat bauran pemasaran yang tepat ditujukan terhadap individu yang tepat.
Konsep siklus hidup keluarga atau rumah tangga telah terbukti sangat bermanfaat bagi pemasar, khususnya untuk aktivitas dari keluarga-keluarga seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya konsep siklus hidup, pemasar mampu mengapresiasi kebutuhan keluarga, pembelian produk, dan sumber daya keuangan bervariasi sepanjang waktu.
Siklus hidup keluarga modern didasarkan pada usia, yang ditelusuri dalam kelompok-kelompok usia muda (young), usia menengah (middle aged). Dan kelompok usia lebih tua (elderly). Usia yang beragam ini dipengaruhi oleh dua bentuk peristiwa penting, yaitu (1) pernikahan dan pemisahan (baik karena perceraian atau kematian), dan (2) hadirnya anak pertama dan anak paling akhir.
Menurut Duval (Niacholas
1984) ada 8 tingkat/siklus perkembangan keluarga :
1. Tahap I, Keluarga
pemula (pasangan pada tahap pernikahan)
2. Tahap II, Keluarga
sedang mengasuh anak (anak tertua bayi-30 bln).
3. Tahap III, Keluarga
dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2-6 tahun).
4. Tahap IV, Keluarga
dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6-13 tahun)
5. Tahap V, Keluarga
dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20 tahun).
6. Tahap VI, Keluarga
melepas anak usia dewasa muda (anak yang meninggalkan rumah).
7. Tahap VII, Orangtua
usia pertengahan (pensiunan).
8. Tahap VIII, Keluarga
dalam masa pensiun dan lansia.
Menurut Carter &
McGoldrik ada 6 tingkat perkembangan keluarga :
1. Keluarga antara: dewasa muda, belum menikah.
2. keluarga dengan pernikahan (pasangan baru menikah).
3. Keluarga dengan anak kecil (bayi-usia sekolah).
4. Keluarga dengan anak remaja.
5. melepaskan anak dan pindah.
6. Keluarga dalam kehidupan terakhir. Tidak ada tahap yang diidentifikasi.
Menurut Carter dan McGoldrik 1985 mengatakan sistem keluarga sekurang-kurangya tiga generasi:
1. Keluarga antara: dewasa muda, belum menikah.
2. keluarga dengan pernikahan (pasangan baru menikah).
3. Keluarga dengan anak kecil (bayi-usia sekolah).
4. Keluarga dengan anak remaja.
5. melepaskan anak dan pindah.
6. Keluarga dalam kehidupan terakhir. Tidak ada tahap yang diidentifikasi.
Menurut Carter dan McGoldrik 1985 mengatakan sistem keluarga sekurang-kurangya tiga generasi:
1. Kakek-nenek
2. Ayah-ibu
3. Anak-anak
Tahap-tahap
dari siklus hidup sebuah keluarga tradisional adalah sebagai berikut:
Tahapan
|
Tugas
|
Pengalaman dari keluarga asal
|
Membangun hubungan dengan orang tua,
saudara dan
teman-teman
Menyelesaikan sekolah
|
Meninggalkan rumah
|
Membedakan diri dengan keluaga asal
dan mengembangkan hubungan sesama
dewasa dengan orang tua
Membantung hubungan pertemanan yang
intim
Memulai karir/pekerjaan
|
Tahap pra pernikahan
|
Memilih pasangan
Mengembangkan hubungan
Memutuskan untuk menikah
|
Tahap pasangat tanpa anak
|
Mengembangkan cara hidup bersama yang
didasarkan atas realitas dan
bukannya proyeksi bersama
Mengatur kembali hubungan dengan
keluarga asal dan teman-teman, dan melibatkan pasangan
|
Keluarga dengan anak kecil
|
Mengatur kembali sistem pernikahan
dengan memberi tempat
pada keberadaan anak
Memulai peran sebagai orang tua
Mengatur kembali hubungan dengan
keluarga asal dengan melibatkan peran saudara dan kakek/nenek
|
Keluarga dengan anak remaja
|
Mengatur kembali hubungan orang tua-anak
untuk memberikan tempat pada kebebasan yang lebih besar
Mengatur kembali hubungan pernikahan
dan memusatkan pada masalah tengah baya dan karir
|
Melepas anak
|
Membereskan masalah paruh baya
Mengatur ulang hubungan orang tua anak
secara lebih dewasa
Mengatur kembali hubungan dengan
pasangan
Mengatur kembali hubungan dengan
besan, menantu, cucu dll.
Berurusan dengan kelemahan dan
kematian, terutama pada keluarga asal
|
Kehidupan usia lanjut
|
Mengatasi penuaan fisik
Menangani peran anak yang lebih besar
dalam mengatur keluarga besar
Menangani kehilangan karena kematian
pasangan dan teman-teman
Mempersiapkan kematian, kilas balik
kehidupan dan integrasi
|
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar